LPM UIN K.H. Abdurrahman Wahid

  • AMI 2022
    Pembukaan Audit Mutu Internal Tahun 2022
  • Pelatihan Auditor AMI
    Pelatihan Peningkatan Kompetensi Auditor AMI 2022
  • Surveillance Audit ISO
    2nd Yearly Surveillance Audit ISO 9001:2015 & ISO 21001:2018 Standards
  • Workshop OBE
    Workshop Outcome Based Education (OBE) 2022
  • RTM 2021
    Rapat Tinjauan Manajemen Tahun 2021
  • Pelatihan APT 9 Kriteria
    Pelatihan Penyusunan Borang APT 9 Kriteria

LPM UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Kunjungi Universitas Airlangga dalam Rangka Akreditasi Internasional Program Studi

E-mail Print PDF

2023-uin-unair-1

Tim Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan dipimpin oleh Ketua, Dr. Tri Astutik Haryati, M.Ag. melaksanakan Domestic Benchmarking Akreditasi Internasional Program Studi. Kunjungan ini dilakukan pada Hari Kamis, 16 Maret 2023 ke Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, tepatnya bertempat di Kantor Badan Penjaminan Mutu (BPM).

Dalam sambutannya, ketua BPM UNAIR, Prof. Nurul Barizah S.H., LL.M., Ph.D., sangat mengapresasi kegiatan tersebut. Beliau menjelaskan “Struktur BPM UNAIR terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan 10 orang koordinator bidang masing-masing. UNAIR adalah perguruan tinggi yang pertama kali mengusulkan akreditasi internasional FIBAA dan ASIIN sehingga secara tidak langsung dapat membantu perguruan tinggi lainnya. Target kami pada tahun 2023 adalah 24 prodi yang terakreditasi internasional,” tuturnya. Beliau juga menambahkan “Prodi-prodi UNAIR diwajibkan mendapatkan peringkat akreditasi A dulu baru akreditasi internasional, tetapi juga harus dilihat, apakah prodi-prodi tersebut cukup mempunyai amunisi (dana), jangan sampai keteteran.”

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Bidang Akreditasi Internasional UNAIR, yang diwakili oleh Novrys Suhardianto S.E., MSA., AK. menyampaikan “Akreditasi internasional bisa dikonversi di BAN-PT bila hasil akreditasi tanpa syarat. Jika ada syarat, maka dipenuhi dulu sampai akreditasi tanpa syarat (unconditional). Ada 4 prodi yang hasil akreditasinya outstanding sehingga mendapat sertifikat silver/premium dan sertifikatnya akan diserahkan langsung oleh asesor dari Jerman” pungkasnya. Beliau juga menjelaskan “Akreditasi FIBAA bisa digunakan untuk menjalin kerjasama luar negeri dengan masa akreditasi yang berlaku 5 tahun.”

Selain itu, Dr. Yayuk Wahyuni, M.Si., sebagai Koordinator Bidang Akreditasi Nasional UNAIR menambahkan “BPM UNAIR mendampingi akreditasi internasional satu fakultas biar energinya tidak terkuras. Di fakultas ada orang yang mendorong untuk akreditasi internasional FIBAA. Hal-hal yang harus disiapkan untuk akreditasi FIBAA: 1) sumber daya manusia memiliki visi yang sama, 2) kurikulum menjadi inti dari akreditasi sehingga harus disusun dengan serius dan detail (proses penyusunan, pelaksanaan  sampai pada evaluasi seperti portofolio, analisis, kendala dan perbaikan). Evaluasi dilakukan setiap semester, tetapi harus didukung dengan jurnal dan referensi lainnya, dan 3) support system untuk bagaimana memastikan bahwa CPL yang sudah dibuat diterima oleh pasar sehingga menjamin lulusan dapat bermanfaat untuk stakeholder”, tuturnya.

2023-uin-unair-2

Proses pendampingan akreditasi bagi pengusul baru dimulai dari tim yang dibuat oleh prodi untuk menyesuaikan kebutuhan akreditasi dengan diskusi secara berkala di mana semakin dekat waktunya semakin sering. Proses pembuatan borang akreditasi meliputi: 1) UPPS membuat tim, 2) BPM mengundang tim untuk memberikan pencerahan, 3) untuk pendampingan dari BPM bisa dengan mekanisme diskusi per-cluster keilmuan di kantor BPM untuk proses review atau juga bisa mendatangkan expert yang memiliki pengalaman dalam akreditasi internasional. Arus informasi dari BPM disampaikan ke SPM (Satuan Penjaminan Mutu) di fakultas kemudian diteruskan ke GPM (Gugus Penjaminan Mutu) di prodi  agar SPM berdaya dan BPM tidak kelelahan.

Selain penjelasan mengenai proses akreditasi internasional, disampaikan pula pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) di UNAIR. AMI dilakukan setahun sekali sekaligus Audit Tindak Lanjut (ATL), sedangkan Rencana Tindak Lanjut (RTM) menjadi satu rangkaian AMI dengan 270 auditor tetapi yang aktif hanya 70 auditor. Selain auditor, UNAIR memiliki asesor-asesor sehingga memudahkan dalam proses review terutama jika dilakukan secara online. Dalam pelaksanaan AMI, universitas juga memberikan penilaian audit menggunakan bintang terutama bagi unit dengan hasil audit yang sudah baik.

Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan (DIPP) UNAIR sebagai pihak yang menangani dan mengembangkan kurikulum, metode pembelajaran dan pengembangan dosen, di mana BPM berperan sebagai pengawas. Selain itu, UNAIR juga sudah menerapkan kurikulum Outcame Based Education (OBE).

Banyak sekali ilmu dan inspirasi yang dapat diperoleh dari kunjungan kali ini, UIN K.H. Abdurrahman Wahid diharapkan bisa segera mengambil langkah untuk akreditasi internasional dengan bekerja sama dari berbagai pihak yang saling mendukung agar hasilnya maksimal. (LPM)